Renungan:
Kej 38: 1-30
Sudah pasti pernah
membaca cerita tetang Tamar menantu Yehuda, yang pernah dua kali menikah
dan dua kali juga gagal untuk mendapatkan keturunan. Pernikahan
pertama, dia menikah dengan "Er" anak sulung Yehuda lalu tidak lama
kemudian "Er" meninggal. penyebabnya, Alkitab mencatat "Er jahat di Mata
Tuhan". Pernikahan kedua, Menikah lagi dengan "Onan" adek "Er". bagi
orang batak ini sah-sah saja, istilah batak, "turun tangga". Lalu
kemudian "Onan" juga mati. Alkitab
mencatat "Onan mati karena ia tidak bersedia memberikan keturunan", lalu
Tuhan juga melihat hal ini jahat di mata Tuhan, besar kemungkinan Er
juga meninggal karena dosa yang sama.
Yehuda yang hanya mempunya tiga anak, Ia berniat untuk tidak memberikan
Syela anak bungsunya kepada Tamar, Yehuda menyuruh Tamar untuk kembali
ke rumah orangtua nya dan hidup sebagai seorang janda.
Tapi biar
bagaimanapun cara yang kita pakai untuk menggagalkan rencana Yesus,
Yesus tidak kekurangan cara untuk mensukseskan rencana-Nya.
Beberapa lama kemudian Istri Yehuda yaitu syua meninggal. lalu Yehuda
pergi ke Timna. Tamar yang sudah lama menjanda sambil menunggu janji
Yehuda bahwa Syela anak bungsunya akan diberikan, tapi tidak kunjung
diberi, Tamar pun melepaskan jubah kejandaannya lalu "menyamar" sebagai
seorang perempuan sundal dengan menutup wajahnya. lalu Yehuda menyangka
tamar adalah perempuan sundal. Yehuda menidurinya dan akhirnya
mengandunglah Tamar dari Yehuda.
"Dilihat dari sudut pandang
moral, perbuatan Tamar sungguh tidak bermoral. Akan tetapi, Tamar yang
menyelubungi tubuhnya dengan pakaian pelacur dan duduk di di pintu masuk
di mana banyak orang berlintas di Enaim di jalan ke Timna (kej 38: 14a)
adalah benar-benar bukan tindakan untuk memenuhi nafsu birahinya maupun
untuk mendendam kepada ayah mertuanya. di dalam situasi, bahwa tamar
bisa saja dituduh sebagai penjinah lalu mati dibunuh, keinginannya yang
mempertaruhkan nyawanya untuk melanjutkan silsilah yang kudus dari
Allah, setelah Abraham, Ishak, Yakub dan Yehuda, adalah tindakan yang
berasal dari iman" (Pdt. Abraham Park, D.Min., D.D.)
Tamar
melahirkan anak kembar dari Yehuda, Peres dan Zerah. dilihat dari sudut
pandang penebusan, dengan kedatangan Yesus Kristus duaribu tahun lalu,
Peres yang dilahirkan Tamar menjadi generasi kelima dalam silsilah Yesus
( Matius 1: 3).
Kita harus percaya, bahwa kalau Tuhan sudah
memanggil dan memilih kita, dia pasti mempunyai rencana untuk kita dan
tidak berubah-ubah rencana-Nya. meskipun persoalan kita menjadi asap
hitam yang menutupi mata rohani kita, yang akhirnya membuat masadepan
kita menjadi samar-samar, tapi percayalah, kalau Allah yang memanggil
dan memilih kita, rencananya pasti untuk kita asalkan kita menghambakan
diri kepada Yesus Kristus Tuhan kita. Amin
by: Jackson Sharon Nababan, S.Th
Jackson Sharon Nababan
Dipilih untuk bersaksi tentang kebaikan Kristus Yesus.
Rabu, 13 Mei 2015
Rabu, 12 Desember 2012
TINJAUAN KRITIS TERHADAP DOTRIN KESELAMATAN MENURUT SAKSI YEHOWA
Penulis: Jackson Sharon Nababan, S.Th
PENDAHULUAN
Keselamatan merupakan kebutuhan mutlak seluruh manusia. Maka
tidak heran, di dunia ini ada banyak paham yang mengajarkan tentang
keselamatan. Dalam ajaran Alkitab, ada beberapa Sekte yang berbeda Paham
tentang ajaran Alkitab mengenai keselamatan. salah satu contoh kasus adalah Protestan/Kristen dengan saksi Yehowa.
Dua sekte ini tidak pernah ada titik temu dan tidak mungkin ada titik temu
berkaitan dengan keselamatan yang walaupun kedua sekte ini sama-sama memegang
Alkitab sebagai dasar ajarannya.
a. Latar
Belakang
Di Indonesia Saksi Yehowa diakui sebagai ajaran yang sah
ketika zaman Presiden Gusdur, maka sejak saat itu saksi Yehowa dengan berani melakukan trobosan-trobosan
untuk mengajarkan paham keselamatan yang dipahaminya. Menurut mereka,
kekristenan yang sejati itu adalah Saksi Yehowa. Pemahaman itu dikarenakan presuposisi
Teolog-teolog Saksi Yehowa yang menolak ketrinitasan (tunggal tree), menganggap yang mengakui kristus sebagai pencipta adalah penyembah
berhala atau sesat. tapi yang menarik untuk disimak adalah, bahwa Saksi Yehowa tetap mengakui Yesus sebagai jurus'lamat, tetapi bagi "Saksi Yehowa" Yesus bukan Pencipta atau "YHWH" dalam bahasa Ibrani, yang dibaca Adonai, yang berarti TUHAN Pencipta alam semesta.
b. Tujuan
Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan, supaya pembaca
memahami dengan benar keselamatan menurut Saksi Yehova dan mampu bersikap
kritis terhadap ajaran itu dari perspektif Firman Allah yang benar. sehingga apabila bertemu dengan saksi Yehowa, pembaca bisa berapologet dengan mereka.
c. Defenisi
Istilah
Istilah Saksi Yehuwa adalah suatu denominasi Kristen,
milenarian, restorasionis
yang dahulu bernama Siswa-Siswa Alkitab
hingga pada tahun 1931. Agama ini diorganisasi secara internasional, lebih
dikenal di dunia Barat sebagai Jehovah's
Witnesses atau Jehovas Zeugen,
yang mencoba mewujudkan pemulihan dari gerakan Kekristenan
abad pertama yang dilakukan oleh para pengikut Yesus Kristus.[1]
BAB II
DOKTRIN KESELAMATAN MENURUT SAKSI
YEHOWA
A.
Keselamatan oleh Iman disertai
Perbuatan
Orang macam apa yang akan Allah berikan kehidupan di
Firdaus? Orang yang mempunyai iman, iman yang sejati. Ingatlah bahwa iman yang
sejati didasarkan atas pengetahuan yang saksama akan firman Allah. Oleh karena
itu, teruslah berusaha untuk lebih mengenal Allah dan Yesus. Iman yang sejati
disertai dengan perbuatan-perbuatan yang adil benar. Firman Allah menyatakan,
“Iman tanpa perbuatan adalah mati”. (Yakobus 2: 26). Dengan melakukan perbuatan
baik itu, anda akan mencerminkan sifat-sifat Allah yang mengagumkan, kuasa, keadilan,
hikmat dan kasih. Teruslah berupaya keras memperkembangkan sifat-sifat yang
saleh ini. Dengan memupuk iman yang sejati, anda akan mendapatkan pahala yang
limpah. Ya, itulah kunci menuju kehidupan yang bahagia, sekarang dan terus
sampai masa depan yang abadi.[2]
Saksi-Saksi Yehuwa
percaya bahwa Allah menyelamatkan hanya orang-orang yang memperlihatkan iman
akan korban tebusan Yesus dan yang dengan saksama mengikuti ajaran-ajaran
Yesus. (Kisah 4:10-12)
Setelah mengetahui beberapa syarat untuk keselamatan, murid-murid Yesus
berkata, ”Kalau begitu, siapa yang dapat diselamatkan?” Yesus menjawab,
”Hal-hal yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah.” (Lukas 18:18-30)
Saksi-Saksi Yehuwa dengan sungguh-sungguh berupaya memenuhi syarat-syarat
tersebut agar diselamatkan. Mereka juga berusaha keras untuk membantu orang
lain agar diselamatkan.[3]
B. Keselamatan
oleh Organisasi-Nya
Tidak soal di mana kita
tinggal di bumi ini, Firman Allah terus membantu sebagai terang pada jalan kita
dan pelita pada kaki kita sehubungan dengan tingkah laku dan keyakinan kita.
(Mazmur 119:105). Tetapi Allah Yehuwa juga telah menyediakan organisasiNya yang
kelihatan, ’hambaNya yang setia dan bijaksana’, yang terdiri dari orang-orang
yang diurapi dengan roh suci, guna membantu orang-orang Kristen dari semua
bangsa agar dapat dengan tepat mengerti dan menggunakan Alkitab dalam hidup
mereka. Kecuali kita berhubungan dengan
saluran komunikasi yang Allah gunakan, kita tidak akan maju pada jalan menuju
kehidupan, tidak soal berapa banyak pembacaan Alkitab kita lakukan.[4]
Dengan demikian, keselamatan hanya ada pada ajaran Saksi Yehowa yang adalah
organisasi yang telah dipilih Allah untuk mengajarkan kebenaran kepada seluruh
umat manusia.
C. Keselamatan
Hidup di Dunia Baru (Firdaus)
Bagi
mayoritas orang yang memilih untuk melakukan kehendak Allah, pahala yang layak
diupayakan adalah kehidupan kekal di dunia baru Allah. (Mz. 37:11, 29)
Yesus meneguhkan bahwa ini adalah harapan yang pasti. Ia mengatakan, ”Berbahagialah
orang-orang yang berwatak lembut, karena mereka akan mewarisi bumi.” (Mat. 5:5)
Yesus sendiri adalah pribadi utama yang akan mewarisi bumi kita, seperti
diperlihatkan Mazmur 2:8,
dan ia akan memiliki 144.000 rekan penguasa di surga. (Dan. 7:13, 14, 22, 27)
Orang-orang berhati domba yang hidup di bumi akan ’mewarisi’ wilayah Kerajaan
di bumi ’yang telah dipersiapkan bagi mereka sejak dunia
dijadikan’. (Mat. 25:34, 46)
Dan, kita mendapat jaminan bahwa hal ini pasti terjadi karena Allah, yang
menjanjikannya, ”tidak dapat berdusta”. (Tit. 1:2)
Kita juga bisa yakin akan penggenapan janji-janji Allah seperti halnya Yosua
sewaktu ia mengatakan kepada orang Israel, ”Tidak satu kata pun dari antara
semua perkataan baik yang diucapkan Yehuwa, Allahmu, kepadamu yang tidak
ditepati. Semuanya telah menjadi kenyataan bagimu. Tidak satu kata pun yang
tidak ditepati.”—Yos. 23:14.
Kehidupan
dalam dunia baru Allah tidak bakal
seperti kehidupan yang tidak memuaskan dewasa ini. Kehidupan itu akan sangat
berbeda: bebas dari perang, kejahatan, kemiskinan, ketidakadilan, penyakit, dan
kematian. Orang-orang akan memiliki kesehatan yang sempurna dan hidup di bumi
yang telah diubah menjadi firdaus. Kehidupan itu akan sangat memuaskan,
melebihi apa yang kita idam-idamkan. Ya, setiap hari akan menjadi kesenangan
yang besar. Sungguh menakjubkan pahala itu!.[5]
Konsep keselamatan yang
ditawarkan Saksi Yehowa ini sangat menggoda. Karena, menawarkan keselamatan
yang bersifat fisikli yang terhindar dari segala kesakitan fisik maupun batin.
D. Yehowa
Sumber Keselamatan
Memang, jika dibaca sekilas semua terbitan Menara Pengawal, Yesus Kristus adalah
sumber keselamatan. Namun sesungguhnya, Yesus Kristus bukanlah Sumber
keselamatan! Karena menurut Saksi Yehowa Yesus Kristus adalah “manusia yang diangkat Allah secara Khusus,
untuk melaksakan rencana Allah” sedangkan Roh Kudus adalah (kuasa Aktif Allah). Maka, Yesus adalah pribadi
yang melaluinya manusia mengerti sifat-sifat Yehuwa dan keadil-benaran Yehuwa
dan menunjukkan bahwa Yehuwa ada dan Ia Maha Kasih. Dengan Demikian sumber keselamatan
bukanlah Yesus Kristus, melainkan Yehuwa, seperti yang dinyatan dibawah ini.
Mengenai penyembah
sejati, sang pemazmur menggambarkan Allah yang mengatakan, ”Sebab kepadaku
ia memperlihatkan kasih sayangnya, aku juga akan meluputkannya. Aku akan
melindunginya karena ia mengenal namaku.” (Mazmur 91:14)
Frase ”aku akan melindunginya” secara harfiah berbunyi, ”aku akan menaruhnya di
tempat tinggi”, maksudnya, di tempat yang tidak terjangkau. Sebagai para
penyembah Yehuwa, kita berlindung pada Dia khususnya karena ’kita memperlihatkan
kasih sayang kita kepada-Nya’. (Markus 12:29, 30; 1 Yohanes 4:19)
Selanjutnya, Allah ’meluputkan kita’ dari musuh-musuh kita. Kita juga tidak
akan pernah dilenyapkan dari bumi. Sebaliknya, kita akan diselamatkan karena
kita mengenal nama ilahi dan berseru kepada nama itu dalam iman. (Roma 10:11-13)
Dan, kita bertekad untuk ’berjalan dengan nama Yehuwa selama-lamanya’.—Mikha 4:5; Yesaya
43:10-12.
Maka, Pada ”hari Yehuwa yang hebat dan
menakutkan itu”, mereka yang dengan loyal melayani Allah akan diselamatkan. (Yoel 2:30-32)
Orang-orang yang akan membentuk ”kumpulan besar” yang selamat memasuki dunia
baru Allah dan yang tetap setia pada waktu ujian terakhir akan ’dipuaskan
oleh-Nya dengan umur panjang’—kehidupan tanpa akhir. Ia juga akan membangkitkan
banyak orang. (Penyingkapan 7:9; 20:7-15)
Yehuwa benar-benar akan senang untuk ’membuat kita melihat penyelamatan’
melalui Yesus Kristus. (Mazmur 3:8)
Dengan prospek agung demikian di hadapan kita, marilah kita terus bersandar
pada Allah agar dibantu untuk menghitung hari-hari kita demi kemuliaan-Nya.
Melalui perkataan dan tindakan kita, semoga kita terus membuktikan bahwa Yehuwa
adalah perlindungan kita.[6]
BAB III
DOKTRIN KESELAMATAN MENURUT PROTESTAN
A.
Keselamatan Oleh Kasih Karunia
Surat Paulus dengan tegas menulis Suratnya kepada jemaat di
Efesus, Bahwa keselamatan sama sekali bukan karena perbuatan atau usaha yang dilakukan
oleh manusia melainkan oleh kasih Karunia Allah, Maka jangan ada yang
memegahkan diri. (Ef 2: 8-9). Pernyataan Paulus ini menunjukkan, bahwa manusia
tidak mampu menyelamatkan dirinya sendiri jika bukan Allah yang menyelamatkan.
Namun, kasih karunia tanpa Iman adalah angan-angan atau khayalan. Seperti yang
dikatakan Elisa B. Surbakti “pada
peradaban manusia yang lebih maju cara-cara yang dipakai pun lebih halus dan
tampaknya sangat logis dan rasional. Misalnya: Beramal, berbuat baik, beragama,
ilmu pengetahuan, humanisme atau filsafat. Namun, semua usaha ini sebenarnya
sia-sia belaka karena tidak satu pun cara ini bisa mencapai keselamatan”.[7]
Dr.
B. J. Boland dalam bukunya “Intisari
Iman Kristen” berkata, kata “iman” atau “Percaya” menyatakan sikap kita
terhadap Tuhan. “Iman” atau “Percaya” adalah perhubungan pribadi antara kita dengan Tuhan. “Hidup di dalam
percaya” Berarti: hidup dalam persekutuan dengan Tuhan, dengan menaruh
kepercayaan sepenuh-penuhnya kepada Dia. Dan ia menambahkan, kita tidak percaya
kepada sesuatu, melainkan kepada seseorang, yakni kepada Yesus Kristus, dan
sebab itu kepada Allah yang hidup…. “Iman” atau “percaya” berarti memandang kepada Yesus Kristus, Tuhan
yang disalipkan dan bangkit pula. Dengan kata lain: mengakui dia sebagai Nabi yang membuat kita menemukan
kebenaran yang sejati; sebagai iman yang benar-benar memperdamaikan kita dengan
Allah; sebagai Raja yang memerintah
serta melindungi kita selaku warga Negara kerajaan-Nya.[8]
Dan Louis Berkhof menyimpulkan “perbuatan baik itu merupakan
buah dari suatu hati yang telah dilahirkan kembali, sebab tanpa hati yang
mengalami kelahiran kembali ini tak ada seorang pun yang akan mempunyai sikap
hati yang mau mentaati Tuhan dan motivasi untuk memuliakan Tuhan sebagaimana
dituntut, matius 12: 33; 7: 7, 18. Louis menambahkan, perbuatan baik itu
berpancar dari prinsip kasih kepada Allah dan dari keinginan untuk melaksanakan
kehendak-Nya, Ulangan 4:2; I Samuel 15:22; Yesaya 1:12; 29:13; Matius 15:9.
Maka, apapun perbuatan baik itu, tujuan akhirnya bukan demi keuntungan manusia,
tetapi untuk kemuliaan Allah, yang merupakan tujuan tertinggi yang mungkin
dicapai oleh manusia dalam hidupnya. Karena itu, perbuatan baik orang percaya
tidak menghasilkan jasa apapun. Luk 17:9-10; Roma 5:15-18; 6:23; Efesus 2:8-10;
II Timotius 1:9; Titus 3:5. Ayat-ayat tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa
orang percaya menerima warisan keselamatan itu diberikan berdasarkan perbuatan
baik, tetapi semata-mata hanya karena anugerah Allah yang cuma-cuma. Namun
Louis tidak menyangkali bahwa perbuatan baik itu juga penting. Perbuatan baik
itu itu juga perlu sebab dituntut oleh Allah, sebagai buah dari iman, Yakobus
2: 14, 17; 20-22; sebagai ungkapan rasa syukur, I Korintus 6:20; kepada jaminan
Iman, II Petrus 1:5-10; dan untuk kemuliaan Allah, Yahanes 15:8; I Korintus
10:31.[9]
B. Yesus
Kristus Jurus’lamat Dunia.
Pdt. Dr, Stephen Tong mengutip sebuah Ilustrasi tentang
Keselamatan yang pernah ia dengar dari seorang penginjil,” demikian pernyataanya;
“Pada suatu ketika saya pernah mendengar suatu khotbah. Penginjil atau
pengkhotbah itu melontarkan satu pertanyaan kepada jemaat--- Seseorang ada di
lading, dan tiba-tiba ia melihat angin yang keras meniup ke arah dirinya, dan
ternyata ladang itu telah terbakar di bagian belakangnya. Jika tidak ada
sesuatu yang terjadi, maka dalam waktu singkat ia akan terbakar karena
terkepung oleh api di ladang tersebut. Bagaimanapun cepatnya ia berusaha
berlari, tidak mungkin ia bias lari lebih cepat dari tiupan angin tersebut. Apa
yang harus dilakukannya? ---- Orang itu harus cepat-cepat membakar lading di
depanya. Karena tiupan angin yang keras, maka api di depannya itu akan cepat
berjalan ke depan, dan dengan demikian, ia bias berlari menginjak lading yang
telah hangus terbakar, mengukuti api yang berjalan cepat ke depan, sampai ia
lolos dari kepungan api tersebut. Demikianlah cara Tuhan menyelamatkan, jika
kita berada di wilayah lading yang subur yang sedang terbakar itu, di wilayah
dosa, di wilayah Adam, maka akhirnya kita akan mati. Tetapi jika masuk ke dalam
wilayah Kristus yang sudah diadili, sudah dihukum dan sudah dimatikan; dan kita
menginjakkan kaki di sana maka akan selamat. Kita bisa selamat, karena Kristus
sudah pernah mati bagi kita.[10]
Firman Tuhan juga berkata Kisah Para Rasul 4: 12 “Tidak ada
keselamatan di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong
langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita
dapat diselamatkan”. Yohanes 3: 16) "Karena begitu besar kasih
Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal”. Ayat diatas menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan
Juruselamat yang hanya oleh-Nya manusia diselamatkan. Dan Alkitab tidak pernah
mengatakan bahwa keselamatan ada pada sebuah sekte, tetapi hanya ada di dalam
Yesus. Jadi tidak soal apa merek sektenya yang jelas ia menerima Yesus Kristus
Sebagai Tuhan dan Juruslamat yang menebus dosa.
C.
Keselamatan Hidup di Surga
Dr.
B. J. Boland
mengatakan “Hidup yang kekal” lazimnya mengingatkan orang hanya kepada
kehidupan di akhirat saja. Dan cirinya yang dianggap terutama ialah: bahwa
hidup itu takkan berakhir. “hidup yang kekal” atau “hidup yang sesungguhnya”
ialah hidup di dalam kerajaan Allah (bnd Markus 10: 17) dengan ayat 23; Matius
25: 34 dengan ayat 46). Kerajaan itu kini sudah terdapat di dunia ini (biarpun
baru dalam bentuk tersembunyi, yakni dimana saja orang sungguh-sungguh percaya
kepada Yesus Kristus. Dan sekali kelak kerajaan itu akan dinyatakan dengan
penuh kemuliaan. (Wahyu 21:).[11]
Pdt. Dr. Samuel Benyamin Hakh sependapat,
“Kerajaan Allah memang sudah menjadi suatu realitas dalam kehidupan manusia
sehari-hari. Benih itu telah ditaburkan. Namun ia (benih itu) belum bertumbuh
menjadi pohon yang besar. Kerajaan itu masih dalam proses bertumbuh. Karena
itu, pada masa kini kerajaan itu masih tersembunyi, ia tidak dilihat orang.
Inilah suatu persoalan iman (Markus 1: 15). Ia menambahakn, pemerintahan Allah
memang sedang berlaku di dalam dunia ini, di tengah-tengah kegelapan dan
konflik. Karena itu penderitaan adalah suatu pengalaman yang ‘normal’. Tetapi
kerajaan itu akan keluar dari kegelapan itu kepada terang dan akan menjadi
nyata secara penuh di masa depan. Karena itu, menurut markus, kerajaan itu
memiliki masa lampau, masa kini dan masa depan.[12]
Sejalan dengan hal ini, Dr. Jaerock Lee
menyimpulkan kerajaan masa depan itu adalah, “Kebahagiaan di surga yang tidak
dapat dibandingkan dengan kebahagiaan di bumi ini yang paling menyenangkan
sekalipun”.[13]
Denver Sizemore dalam bukunya yang berjudul 25 pelajaran tentang doktrin Kristen menjelaskan lebih dalam lagi,
Surga- rumah di masa depan bagi orang-orang kudus. Ia mengatakan, ada tiga kriteria
surga yang tertulis dalam Perjanjian Baru. Pertama.
Surga Tanah Air, penulis Ibrani mengatakan bahwa para tokoh nenek moyang di
dalam perjanjian Lama menganggap diri mereka sebagai orang asing dan mengembara
di bumi ini dan mencari sebuah tempat tinggal yang lebih baik yaitu “Tanah air
yang lebih baik” (Ibrani 11:16). Kedua, Surga
suatu kota. Surga disebut suatu kota. Pendapat mengenai sebuah kota Allah, yang
keberadaan dengan kehadiran Allah yang sifatnya kekal dan tidak berakhir.
Kembali kepada zaman Patriakh ketika Allah mulai mempersiapkan satu umat bagi
dirinya. Abraham dikatakan sebagai, “sebab ia menantikan kota yang mempunyai
dasar, yang direncanakan dan dibangun Allah. (Ibrani 11: 10; juga, Ibrani 11:
16b menyatakan bahwa Allah “telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka”.
Pemazmur juga menulis hal ini. (Mazmur 46:4-5). Ketiga, Surga disebut sebagai “Rumah Bapa”. Di dalam menghibur
murid-murid-Nya Yesus memberitahu kepada mereka bahwa di dalam rumah Bapa ada
banyak tempat menunggu mereka. (Yohanes 14: 1-3).[14]
BAB IV
TINJAUAAN KRITIS TERHADAP DOTRIN
KESELAMATAN
MENURUT SAKSI YEHOWA
A.
Perbuatan Baik Tidak menyelamatkan
Menanggapi
pernyataan Saksi Yehowa, yang mengatakan “siapa yang mendapat kehidupan di
Firdaus adalah orang-orang yang beriman dan disertai perbuatan-perbuatan”.
Sebenarnya, pandangan ini secara tidak langsung berkata, bahwa keselamatan yang
akan diterima setiap orang murni atas kehendak manusia yang memilih untuk
selamat. sedangkan Alkitab dengan tegas mengatakan. Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil
usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang
yang memegahkan diri. (Efesus 2: 8-9). Jadi jelas, pertama, keselamatan adalah kasih karunia/pemberian Allah, Jadi
jika Allah tidak memberi bisa saja. Tapi itu bukan sifat Allah, Ia Maha Kasih,
dan Allah tidak menghendaki Manusia binasa. Yohanes mencatat. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia
ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang
yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes
3: 16). Kedua, keselamatan hanya oleh
iman. Alkitab tidak mendahulukan “Iman” tetapi
“Anugerah”. Jadi, keselamatan itu
adalah Anugerah dari Tuhan yang di responi dengan iman. Muncul pertanyaan,
apakah iman tidak dilihat dari perbuatan?
Dr. B. J. Boland diatas berkata, bahwa.
“Iman” atau “Percaya” adalah perhubungan
pribadi antara kita dengan Tuhan. “Hidup di dalam percaya” Berarti: hidup
dalam persekutuan dengan Tuhan, dengan menaruh kepercayaan sepenuh-penuhnya
kepada Dia. Ia tidak mendefinisikan iman dilihat dari perbuatan, melainkan
orang beriman berada dalam persekutuan dalam Kristus. Seperti yang dikatan Louis Berkhof, . Maka, apapun perbuatan
baik itu, tujuan akhirnya bukan demi keuntungan manusia, tetapi untuk kemuliaan
Allah, yang merupakan tujuan tertinggi yang mungkin dicapai oleh manusia dalam
hidupnya. Karena itu, perbuatan baik orang percaya tidak menghasilkan jasa
apapun. Penulis sependapat. memang tidak sepatutnya perbuatan baik menjadi
tolak ukur menerima upah dari manusia yang penuh keterbatasan. Dan iman tidak
selalu dilihat dari perbuatan baik jasmaniah, melainkan rohaniah yaitu
persekutuan yang erat dengan Kristus.
B. Agama
Tidak Menyelamatkan
Jika ditanya saksi Yehowa, “Saksi Yehowa yang
menyelamatkan?” mereka akan berdalih dan berkata, kami tidak berkata saksi
Yehowa menyelamatkan!. Memang benar, saksi Yehuwa tidak pernah berkata bahwa
hanya “Sekte saksi Yehuwa” yang menyelamatkan. Tapi pernyataan Saksi Yehowa
yang mengatakan “Tetapi
Allah Yehuwa juga telah menyediakan organisasiNya yang kelihatan, ’hambaNya
yang setia dan bijaksana’, yang terdiri dari orang-orang yang diurapi dengan
roh suci, guna membantu orang-orang Kristen dari semua bangsa agar dapat dengan
tepat mengerti dan menggunakan Alkitab dalam hidup mereka.”
Secara tidak langsung Saksi Yehowa mengatakan, Keselamatan hanya ada dalam
agama saksi Yehuwa yang adalah agama/organisasi yang telah dipilih Allah
sebagai alat-Nya untuk menyelamatkan manusia. Alasan Saksi Yehuwa berangkat
atas pemahaman “Allah tidak pernah memilih banyak organisasi untuk menyalurkan
berkatnya kepada bangsa-bangsa lain” salah satu contoh, ketika Tuhan dalam
Perjanjian Lama ingin menyalurkan berkatnya kepada bangsa-bangsa lain, Ia hanya
memilih satu Bangsa yaitu Bangsa Israel. Maka menurut Saksi Yehuwa, tidak ada
keselamatan pada agama lain selain Saksi Yehuwa.
Kekeliruan Saksi Yehuwa
ini sudah sangat banyak menyesatkan. Memang benar, dalam Perjanjian Lama Allah
hanya memilih banga Israel sebagai sarana
untuk menjadi patron, supaya bangsa lain melihat keselamatan yang diberikan
Allah kepada mereka. Namun perlu diketahui, dalam Firman Tuhan tidak ditemukan
satu pun ungkapan yang menyatakan bahwa Allah hanya memilih satu Sekte/organisasi
untuk membawa keselamatan. Dalam firman Tuhan, organisasi atau bangsa bukan
pembawa keselamatan, melainkan hanya percaya kepada Yesus Kristus (Kisah Para
Rasul 10:45). Kisah Para Rasul 4: 12 “Tidak
ada keselamatan di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah
kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang
olehnya kita dapat diselamatkan”. Ayat ini tidak menyebut nama satu
organisasi, tetapi hanya oleh satu nama yaitu Yesus Kristus, Yohanes 3: 16) "Karena
begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal”. Bukan organisasi yang
disebut yang menyelamatkan disini. Dan
kata “Dunia” dalam ayat ini merujuk pada manusia yang tinggal di dalam bumi. Itu berarti keselamatan bukan saja ada pada
satu Organisasi justru bersifat Individu atau perorangan sifatnya. Kisah Para Rasul 4: 12 “Tidak ada keselamatan di dalam siapa pun
juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain
yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan”. Artinya, keselamatan itu bukan
terletak pada nama agamanya melainkan pada Kristus sendiri. Maka tidak soal
dimana kita tinggal atau apa nama organisasi yang kita pakai yang penting menerima
Yesus Kristus Sebagai Tuhan Juruselamatnya.
C. Keselamatan
berada di Surga
Puncak
keselamatan berada di surga menuai banyak kontroversi dari golongan para teolog
Kristen protestan. Menurut Cahaya
Pengharan Ministrie Efesus 2:6 -
"dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan
memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga." Kita perlu tahu
bahwa kedua kata kerja di dalam "mati karena
pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu" dan "memberikan tempat bersama-sama
dengan Dia" ditulis dalam bentuk lampau (past tense). Allah telah
mengerjakan hal ini. Dia sudah membangkitkan kita bersama-sama dengan Yesus Kristus,
membangkitkan kita dari kematian, dari maut masuk ke dalam hidup yang kekal,
untuk diberikan tempat bersama dengan Dia di surga. Semua itu merupakan hal
yang sudah terlaksana.[15]
Sedangkan Denver Sizemore berpendapat,
“surge adalah tempat yang sebenarnya ada, tempat dimana orang berlayak menjadi
penghuninya akan kesana”. Denver Sizemore
juga mengutif pendapat yang mengatakan “surga bukan tempat yang akan
dituju”. Canon Farrar, “surge
dianggap sebagai sesuatu yang lain, dan bukannya suatu tempat yang kesanan
harus dituju”. Patterson Smyth
mengatakan, “surge itu bukanlah tempat untuk tinggal atau menetap, tetapi
berupa suatu kedudukan khas yang dimiliki manusia diatas bumi ini”.[16]
Pendapat Cahaya Pengharapan ministrie, Conon
Farrar, Patterson Smyth pada akhirnya, manusia dapat menciptakan surganya
sendiri melalui pemikiran-pemikiran dan perbuatan-perbuatan sendiri. Jika
demikian, pendapat ini tidak jauh berbeda dengan pendapat Saksi Yehowa yang
mengatakan bahwa Firdaus yang diartikan Surga adalah berada di bumi bukan di
suatu tempat lain, yang jadinya semua kebahagian bermuara pada diri manusia itu
sendiri.
Dalam
bab sebelumya penulis sependapat bahwa surga merupakan tempat yang akan dituju
oleh orang-orang percaya, seperti yang dikatan, Dr. B. J. Boland, Dr.
Samuel Benyamin Hakh, Dr. Jaerock Lee dan Denver Sizemore. Dengan demikian, pernyataan Saksi Yehowa mengenai
akhir dari hidup merupakan usaha manusia semata, bukan oleh kasih karunia Tuhan
yang memberikan suatu tempat dimasa depan sebagai sebuah hadiah yang tidak
mungkin diterima oleh manusia tanpa kasih karunia.
BAB
V
KESIMPULAN
Dapat
disimpulkan, Saksi Yehowa merupakan ajaran yang menyelewengkan pengajaran
Alkitab, yang menolak Ketuhan Yesus Kristus. Saksi Yehowa beranggapan bahwa
Yesus adalah manusia yang special yang diberi oleh Allah untuk menjadi teladan
untuk menunjukan sifat-sifat Allah, dengan kata lain, Yesus adalah
representative Allah di dunia tanpa Keilahian. Protestan, Yesus juga merupakan
representative Allah, dengan istilah manusia 100% Allah 100% memiliki. Ia
adalah Allah yang mengonsong dirinya dan mengambil rupa sebagai hamba dan taat
sampai mati untuk menggantikan hukuman dosa manusia.
Presuposisi dua
aliran ini menjadi starting poin untuk menafsirkan dan menyimpulkan doktrin
keselamatan. Saksi Yehowa beranggapan, Protestan telah menghina keberadaan
Allah sebagai satu-satunya Allah yang harus disembah. Sedangkan protestan,
Saksi Yehowa telah menghina korban penebusan yang dilakukan Yesus Kristus yang
adalah Allah yang menjadi manusia.
Demikian penulisan Makalah, penulis berharap
ada koreksian yang membangun demi kesempurnaan tulisan ini.
[1]
http://id.wikipedia.org/wiki/Saksi-Saksi_Yehuwa,
kutib pukul 21.30 wib.
[2]
Menara Pengawal “iman yang sejati menuju
kebahagiaa” Monominoto Seisho Sasshi
Kyokai, PDF 2010
http://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/2008814,
“PERPUSTAKAAN ONLINE WATCHTOWER” 22.30 Wib.
[4]
Menara Pengawal, 1/12/1981, Hlm 27 (22.50 wib)
[5]
Op. cit. w09 15/3 hlm. 11-15 (23.00 wib)
[6]
Ibid. w01 15/11 hlm. 15-20
[7]
Elisa B. Surbakti benarkah Yesus
Juruselamat Universal, BPK Gunung Mulia Jakarta 2008. Hal 98
[8]
Dr. B. J. Boland intisari iman Kristen,
BPK Gunung Mulia Jakarta 1997. Hal 15
[9]
Louis Berkhof. Teologi Sistematika jilid
4, Momentum Christian Literature, Surabaya 2010, Hal 288, 289
[10]
Stephen Tong. Dari iman kepada iman, momentum
Christian Literature, Surabaya 2008. Hal
85-86
[11]
Op. cit, B. J Boland. Hal 87
[12]
Pdt. Dr. Samuel Benyamin Hakh. pemberitaan
tentang Yesus, Jurnal Info Media Bandung 2008. Hal 51
[13]
Dr. Jaerock Lee. Surga, ANDI
Yogyakarta 2009. Hal 68
[14]
Denver Sizemore 25 Pelajaran Tentang
Doktrin Kristen LATM/GJKI Yokyakarta 2008. Hal 65, 66, 71.
http://www.cahayapengharapan.org/khotbah/pengenalan_injil/texts/apakah_itu_hidup_yang_kekal_dan_maut.htm.
Jumat, 2 Novenber jam 12.30
[16]
Op. Cit. Denver Sizemore. Hal 64
Langganan:
Postingan (Atom)